Paradoks Pesantren Kilat
Pesantren kilat termasuk fenomena yang mewabah setahun sekali dan biasanya muncul di setiap bulan Ramadhan. Acara ini ditujukan kepada para pelajar atau mahasiswa yang bidang pembelajarannya nonagamis. Layaknya pesantren maka yang disuguhkan adalah berbagai hal yang bersifat agamis, ilmu-ilmu agama yang disampaikan dalam format ceramah-ceramah para da’i [yang biasanya agak membosankan]. Biasanya untuk mengatasi kebosanan panitia acara menyajikan beberapa hiburan dalam bentuk permainan atau tontonan yang menarik [katanya sih, bagi orang-orang tertentu huburannya juga membosankan]
Secara umum acara seperti ini tidak ada masalah bahkan bisa dibilang baik tetapi secara kritis ternyata bermasalah juga [bagi orang stress semuanya bisa jadi bermasalah]. Tetapi sebelum memasuki wilayah kritik mengkritik ada baiknya saya kasih pengumuman dulu, saya tidak antipesantrenkilat. Waktu jadul saya termasuk orang yang sering mengikuti pesantren kilat [walaupun agak terpaksa]. Jadi tolong anggaplah tulisan ini sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja para panitia pesantren kilat.
.
.
Manfaat Pesantren Kilat
Secara pikir layaknya orang biasa, pesantren kilat punya segudang manfaat. Bayangkan di sela sela kesibukan duniawi akhirnya kita bisa mengisi jiwa kita dengan siraman ruhani ala surgawi. Daripada tidur di hari-hari puasa mendingan ikut pesantren kilat banyak pahalanya apalagi di bulan puasa bisa berlipat-lipat ganda, katanyaaaa. Bayangkan setelah hampir sebelas bulan mengenyam ilmu-ilmu dunia yang ribet menjelimet dengan nilai [rapot or ipk] yang pasang surut akhirnya selama beberapa hari kita disibukkan dengan ilmu-ilmu agama dari para Ustadz or Ustadzoid, Alhamdulillah mari mensyukuri “beberapa hari” itu dalam satu tahun. Dengan pesantren kilat kita bisa meningkatkan Ukhuwah islamiyah diantara sesama muslim uups dan muslimah juga, bayangkan di tengah maraknya retak-retak skizme berbagai aliran yang sama-sama ngaku “Firaqtun Najiyah Ala Salafus Salih” kita masih bisa merekatkan tali persaudaraan yang entah sejak kapan jadi retak-retak begitu. Pesantren kilat ikut membantu dalam mencerdaskan generasi muda bangsa, membentuk generasi muda yang tidak hanya pintar otaknya [katanyaaa] tetapi juga beriman dan bertakwa [katanyaa juga], istilah kerennya kalau gak salah adalah berkualias Iptek dan Imtaq. Nah kurang bagus apa lagi coba, sungguh orang yang menjelekkan pesantren kilat itu berada dalam kesesatan
Secara pikir layaknya orang tidak biasa, pesantren kilat ternyata ada manfaat juga. Hubungan berpacaran jadi lebih berkualitas bikause ternyata sang pacar alim juga, lumayan juga lah ikut pesantren kilat bisa dapat poin alim [sedikit]. Bagi yang belum punya pacar, pesantren kilat ajang yang baik untuk mencari-cari calon pacar yang alim, maklum zaman sekarang cari pacar alim itu susah. Banggain orang tua lho, karena anaknya jadi rajin ke masjid yang tadinya cuma setahun dua kali [waktu id] jadi nambah beberapa hari, lumayan lah. Apalagi jika momen “bangganya orang tua” ini dimanfaatkan dengan baik wah bisa jadi menambah uang saku. Dapet nilai plus dari guru agama, yah bagi anak yang terkenal “bandit” maka ikut pesantren kilat bisa menjadi fenomena yang menghebohkan, hitung-hitung sedikit memperbaiki image. Beberapa hari “tobat jadi preman” cukup bermanfaat bagi kenyamanan lingkungan sosial persekolahan. Nah ada juga kan manfaatnya
.
.
Anomali Pesantren Kilat
Secara pikir layaknya orang yang serius mikir, Pesantren kilat itu gak bagus-bagus amat. Melihat untung dan rugi or manfaat atau tidak, harus melihat apa sebenarnya isi pesantren kilat. Apa yang mereka sebut ilmu agama tidak lain hanyalah ceramah biasa yang mungkin sudah berulang kali terdengar, apalagi di bulan puasa. Ilmu agama yang disampaikan Ustadz or Ustadzoid itu bener-bener gak update. Terkadang bagi murid yang sedikit pintar atau minimal suka baca buku-lah maka ketika ia mendengar Ustad tersebut ceramah kerjanya malah menghitung berapa hadis dhaif dan maudhu’ yang disampaikan. Agak paradoks juga, seharusnya ketika mendengar hadis seseorang harus diam menyimak dengan serius eh ini malah letoy sambil mainin peci dan dengan sinis bergumam “dhaif lagi” atau “yang ini hadis palsu”. Salah siapa? Gak ada yang salah, namanya anak muda ya begitulah mereka begitu mudah bosan apalagi anak muda yang pintar lebih mudah lagi bosannya. Bagi mereka yang pintar pesantren kilat yang seperti itu tidak menambah ilmu agama buat mereka kesannya hanya membuang waktu mending pulang ke rumah baca kitab Musnad Ahmad sambil dengerin Vivaldi
Terkadang panitia acara yang kreatif menampilkan tontonan yang menarik. Film atau video yang katanya meningkatkan ilmu dan memberikan pencerahan serta meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Ho ho jelas iklannya “sungguh memikat” tetapi kenyataannya “sungguh terlalu”. Film atau video yang ditampilkan biasanya berupa pseudosains yang banyak mengandung fallacy seperti video “keruntuhan teori evolusi” atau “hakikat di balik materi”. Tidak dipungkiri ada beberapa video itu yang bagus tetapi jelas tidak sebanding dengan penyakit yang diam-diam disuntikkan kepada para anak muda.
Keruntuhan teori evolusi seolah menjadi agenda diam-diam para da’i [tertentu] kepada generasi muda. Para pelajar atau mahasiswa yang ikut pesantren kilat jadi terbius dengan keindahan gaya bahasa dan gambar warna warni dan penggalan ayat-ayat Al Qur’an seraya berkata “subhanallah” atau “Allahuakbar”. Iman mereka meningkat [katanya] tetapi pikirannya jadi ikutan rusak, muncul penyakit-penyakit yang tidak perlu.
- Anggapan kalau banyak ilmuwan barat yang tidak bisa dipercaya alias menipu
- Anggapan kalau ilmu pengetahuan sekarang dikuasai barat dan merusak keimanan
- Anggapan bahwa agama bertentangan dengan sains
Dan tentu penyakit seperti ini mudah sekali menyebar karena para pelajar dan mahasiwa ini menjadi batu loncatan menuju kaum awam. Para pelajar atau mahasiswa ini jelas akan menjadi orang bertitel, orang yang dikenal masyarakat sebagai berpendidikan, orang yang menjadi tempat bertanya kaum awam. Nah apa jadinya kalau para pelajar atau mahasiswa ini dari awal sudah menyimpan bibit penyakit “Pseudosains”. Mungkin hanya beberapa pelajar [yang memang suka belajar] atau Mahasiswa [mungkin yang jurusannya memang biologi] yang tidak terjangkiti virus “keruntuhan teori evolusi”. Memang manusia sering menjadi musuh terhadap apa yang tidak ia ketahui. Dampak jangka panjang penyakit seperti ini adalah pembodohan, selagi ilmu di barat sana berkembang terus eh kita malah gak maju-maju sambil membuai diri dengan harga diri kosong.
Hakikat di balik materi adalah film lain yang benar-benar gak ada hubungannya dengan sains. Tetapi si pembuat film sok mengutip pendapat para ilmuwan, memperbanyak referensi untuk mengecoh kaum awam dan tentu dengan mengutip ayat-ayat Al Qur’an. Semua isi film ini sebenarnya bisa dimentahkan dengan logika sederhana Silogisme sebab-akibat karena pembahasan dengan kesimpulan tidak ada hubungannya tidak ada silogisme-nya. Tetapi banyak anak muda [bisa pelajar bisa mahasiwa] yang menonton terkesima terpesona berdecak kagum sambil bergumam “Subhanallah” atau “Allahuakbar”. Hanya beberapa orang aneh yang lemah letih lesu tidak semangat dengan sinis geleng-geleng kepala bergumam “sejak kapan orang islam jadi begini”
Secara ringkas poin yang ingin saya tunjukkan disini adalah para pelajar dan mahasiswa itu benar-benar jadi inferior kalau ada orang yang mengutip ayat-ayat Al Qur’an. Seolah-olah apa-apa baik film, perkataan, cerita yang ada ayat Al Qur’annya maka semuanya pasti benar padahal bisa jadi antara ayat Al Qur’an dengan cerita atau filmnya malah gak nyambung. Ayatnya benar tetapi itu tidak membuat filmnya jadi benar. Intinya mereka tidak punya kemampuan memilah-milah antara yang batil dan yang haq padahal zaman sekarang terkadang yang haq bercampur dengan yang bathil. Fenomena ini secara kolektif nampak dalam acara-acara seperti Pesantren kilat. Sungguh paradoks, pesantren kilat yang katanya mencerdaskan generasi muda baik iptek dan imtak malah menjadi sangat tidak mencerdaskan
.
.
.
Alternatif Solusi
Secara pribadi saya menganggap keuntungan dan kerugian yang ada dalam acara pesantren kilat tidak bisa dipukul rata sama untuk semua kasus dan di setiap tempat. Solusi kasar hapus pesantren kilat [nah ketahuan nih niat jahatnya] jelas tidak saya anjurkan, bagi saya ini bukan solusi tetapi malah kemunduran. Solusi yang dapat saya tawarkan adalah tingkatkan kualitas acara pesantren kilat. Pihak panitia seharusnya mengadakan rapat khusus yang membahas kualitas acara poin per poin secara komprehensif. Pihak panitia seharusnya lebih detail membahas dan menganalisis secara kritis acara yang akan disampaikan.
Soal ceramah agama, pihak panitia harus pintar memilih Ustadz atau Ustadzoid yang akan memberikan ceramah kemudian tema ceramah jangan kaku harus terikat dengan ramadhan [mentang-mentang bulan puasa]. Pilihlah tema-tema yang tidak hanya mengajak anak muda agar gemar beribadah tetapi juga meningkatkan kualitas ilmu agama mereka seperti materi dasar pengenalan ilmu hadis atau ilmu tafsir. Jika memang tidak mau terlalu teknis maka mintalah kepada da’i yang bersangkutan untuk mengemasnya dalam bentuk yang menarik, ini bukan perkara yang mustahil. Pembahasan tafsir suatu ayat Al Qur’an bagi saya lebih bermanfaat daripada mengulang-ngulang hadis dhaif tentang puasa
Soal hiburan bagi saya tidak ada masalah dengan permainan dan tontonan asalkan tidak memuat pembodohan semacam pseudosains yang telah saya sebutkan contohnya. Disini tugas panitia adalah melakukan uji validasi atau uji kelayakan tontonan tersebut kepada orang yang memang ahlinya. Contohnya jika memang tontonan tersebut memuat keterangan soal sains misalnya terkait ilmu biologi maka pihak panitia bisa meminta pertimbangan dari guru atau dosen biologi di institusi yang terkait. Bila perlu panitia bisa membentuk tim khusus untuk mencari berbagai referensi mengenai bagaimana isu tontonan tersebut di dunia ilmiah. Bagi saya ini bukan perkara yang sulit mengingat sekarang sudah zamannya informasi mudah didapat. Tinggal buka google ketik dan search.
Jangan terlalu naïf dalam berdakwah. Bukan waktunya lagi kalian terjebak dalam tujuan dakwah yang dogmatis, yang terlalu besar sehingga sulit didefinisikan. Tidak perlu mengharapkan dengan pesantren kilat semua pelajar atau mahasiswa itu berubah menjadi orang alim insan yang bertakwa. Ada berapa banyak pesantren kilat yang sudah dilalui dan nyatanya lepas dari acara tersebut anak muda awam kembali seperti semula seolah tidak berbekas. IMHO lebih baik pesantren kilat itu bermanfaat bagi sedikit manusia yaitu anak muda pelajar atau mahasiswa yang memang ingin meningkatkan kualitas ilmu agama mereka. Biarkan anak muda yang awam dan ikut-ikutan sebagai penggembira saja. Jadi tidak perlulah format acara dibuat bersifat superficial alias yang itu-itu saja dengan tujuan tidak menyulitkan anak muda yang awam. Sudah saatnya dakwah itu bersifat “mendalam” walaupun kesannya bermanfaat bagi mereka yang berminat saja.
Solusi lain yang dapat saya tawarkan dan penawaran ini ditujukan bagi siapa saja yang berminat. Jika anda anak muda baik pelajar atau mahasiswa ingin meningkatkan kualitas ilmu agama maka jangan hanya mengandalkan Pesantren kilat. Ada format lain yang lebih menarik, buatlah halaqah khusus, klub atau kelompok khusus yang terdiri dari beberapa orang misalnya lima atau enam orang [jangan terlalu banyak] yang sama-sama memiliki minat tinggi terhadap keilmuan. Selama bulan ramadhan kalian dapat mendiskusikan tema-tema tertentu soal agama dan yang lainnya apalagi jika sudah direncanakan dari awal dengan mengumpulkan berbagai referensi terlebih dahulu. Dijamin ilmu kalian akan bertambah dengan cepat dan berlipat-lipat. Percayalah, dengan format seperti ini maka kalian tidak akan terlalu tertarik dengan ceramah agama yang superficial atau pesantren kilat. Mungkin bagi kalian hal-hal seperti itu termasuk membuang waktu karena lebih baik jika waktunya dipakai buat berkumpul dan mendiskusikan ilmu agama dalam kelompok atau klub kalian. Apalagi jika kalian membuat blog dan membagi hasil diskusi kalian ke khalayak umum di dunia maya, siapa tahu banyak yang berminat. Halah ini lagi ngomongin siapa sih [Narsis]. Akhir kata, tulisan ini hanya sekedar masukan tolong ambil saja manfaatnya dan jika ada keburukan maka buanglah yang jauh tidak perlu mencela. Salam Damai
http://secondprince.wordpress.com/2010/08/31/paradoks-pesantren-kilat/#comment-18945